Tools:
Powered by AdinJava

9 Tahapan Sakral Pernikahan Betawi: Dari Ngelamar hingga Di Puade

Table of Contents

AdinJava - Mengenal 9 tahapan suci dalam pernikahan adat Betawi. Dimulai dari prosesi melamar hingga tradisi palang pintu yang menarik.

Pesta pernikahan adat Betawi adalah salah satu tradisi budaya Nusantara yang penuh makna dan nilai kearifan lokal. 

Setiap tahapan dalam proses pernikahan ini tidak hanya memiliki arti upacara, tetapi juga mengandung pesan moral, sosial, dan spiritual yang disampaikan secara turun-temurun oleh masyarakat Betawi.

Dimulai dari proses melamar, yang menjadi tahap awal menuju pernikahan hingga prosesi di puade yang menjadi penutup acara pernikahan adat Betawi, semuanya menggambarkan kekayaan budaya yang khas dan menarik. 

Berikut ini terdapat 8 tahapan dalam acara pernikahan adat Betawi yang AdinJava lansir dari Antaranews.com.

1. Ngelamar

Langkah pertama dalam pernikahan adat Betawi adalah proses ngelamar, yaitu ketika keluarga calon mempelai laki-laki datang ke rumah calon mempelai perempuan untuk menyampaikan keinginan melamar secara resmi serta membawa beberapa seserahan seperti sirih embun yang berbentuk bulat dan diisi bumbu, tembakau, serta bunga tujuh rupa. 

Selain itu, juga dibawa dua sisir pisang raja yang didekorasi dengan kertas berwarna di ujungnya, roti tawar yang disusun di atas nampan berlapis kertas warna, serta hadiah perlengkapan lamaran seperti alat kecantikan, tas, dan sebagainya.

2. Tande Putus

Proses ini merupakan bentuk perjanjian yang menunjukkan bahwa kedua calon mempelai telah memiliki ikatan sosial serta memberi tanda kepada masyarakat bahwa mempelai wanita sudah dilamar dan tidak lagi bisa diajak berhubungan oleh orang lain. 

Simbol-simbol yang digunakan dalam prosesi ini antara lain cincin dari rotan, kue, dan uang mahar yang disebut duit pesalin.

3. Masa Dipiare

Proses ini dilakukan guna menjaga kesehatan dan penampilan calon pengantin wanita agar tetap segar menjelang hari pernikahan. Dalam tradisi dahulu, masa dipiare berlangsung selama sebulan, namun saat ini biasanya hanya dilakukan dua hingga tiga hari sebelum acara pernikahan.

4. Siraman

Upacara siraman dilaksanakan satu hari sebelum akad pernikahan dan dimulai dengan pengajian untuk memohon kelancaran dalam acara pernikahan. Air siraman terdiri dari campuran bunga papan, daun jeruk purut, akar wangi, pandan, daun mangkok, dan serai serta bertujuan untuk membersihkan diri calon mempelai wanita secara fisik dan spiritual.

5. Menakutkan dan Potong Cepat

Proses ini dilakukan guna menghilangkan bulu halus di area leher, belakang kepala, dan dahi calon pengantin perempuan. 

Setelah itu, tukang piare akan membuat centung dari uang koin, yang kemudian ditempatkan pada rambut di sisi pipi calon mempelai wanita sebagai lambang doa untuk keberkahan dan perlindungan.

6. Malam Pacar

Upacara malam pacar dilaksanakan oleh tukang piare dan dihadiri oleh keluarga serta teman dekat calon mempelani wanita. 

Upacara ini menggunakan peralatan seperti daun pacar, beras dalam bakul, bumbu masak, dan sirih dengan tujuan untuk menghias dan merawat kuku calon pengantin sebagai bagian dari persiapan menuju hari pernikahan.

7. Ngerudat

Ngerudat adalah saat calon mempelai laki-laki bersama rombongan keluarganya pergi ke tempat acara pernikahan. Rombongan biasanya dihiasi dengan suara petasan, menandai kedatangan mempelai pria ke rumah mempelai wanita.

8. Palang Pintu

Mengutip dari Kompas.com, Palang Pintu adalah tradisi khas Betawi yang menggambarkan kedatangan rombongan mempelai laki-laki ke rumah calon mempelai perempuan, sebagai lambang keseriusan, keberanian, dan rasa hormat terhadap adat.

Tradisi ini memiliki makna sebagai ujian yang harus dijalani oleh mempelai pria sebelum mendapatkan izin dari keluarga wanita.

Upacara dimulai dengan pertukaran pantun antara utusan kedua belah pihak, kemudian dilanjutkan dengan tampilan silat di mana tokoh dari pihak perempuan akan menguji keahlian bela diri calon mempelai laki-laki, 

dan jika berhasil melewati ujian ini, pengantin laki-laki diminta untuk membaca Al-Qur'an. Setelah semua tahapan selesai, pihak wanita memberikan izin masuk sebagai tanda penerimaan lamaran.

9. Di Puade

Tradisi pernikahan adat Betawi yang terakhir adalah di puade, yang dilaksanakan setelah akad nikah. Pada saat itu, mempelai pria diberi kesempatan untuk membuka cadar pengantin wanita dan duduk bersama di puade (pelaminan). 

Berikutnya, kedua mempelai melakukan simpuh kepada orang tua untuk meminta restu, dan acara ditutup dengan pertunjukan tarian kembang sebagai lambang kebahagiaan. (*)

Posting Komentar