Tools:
Powered by AdinJava

6 Penyebab Bilirubin Tinggi pada Bayi yang Menyebabkan Kuningan

Daftar Isi

Kenaikan kadar bilirubin pada bayi dapat memicu kondisi yang dikenal dengan penyakit kuning. Meskipun keadaan ini umum terjadi pada bayi yang baru lahir, tetap perlu diwaspadai. Penyebab utamanya adalah organ hati bayi yang belum sepenuhnya matang, sehingga belum mampu menghilangkan bilirubin dari tubuh secara efisien.

Penyakit kuning umumnya dapat dikenali melalui perubahan warna bintik di wajah, dada, perut, kaki, hingga bagian putih mata. Jika kadar bilirubin terlalu tinggi dan tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami penyebab tingginya kadar bilirubin pada bayi. Mari kita pelajari lebih lanjut melalui penjelasan berikut ini!

1. Ketidakcocokan golongan darah

Ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan bayi dapat menjadi salah satu faktor penyebab tingginya kadar bilirubin. Keadaan ini umumnya dikenal sebagai inkompatibilitas ABO atau Rh. Contohnya, jika ibu memiliki golongan darah O sedangkan bayi memiliki golongan A atau B, atau jika ibu berdarah Rh negatif dan bayi berdarah Rh positif.

Bila terjadi ketidakcocokan, sistem imun ibu akan menghasilkan antibodi. Selanjutnya, antibodi tersebut masuk melalui plasenta dan merusak sel darah merah bayi. Kerusakan sel darah merah yang besar ini menyebabkan tubuh menghasilkan kadar bilirubin yang berlebihan.

2. Infeksi

Infeksi yang terjadi pada bayi dapat menyebabkan kondisi jaundice dan peningkatan kadar bilirubin. Umumnya disebabkan oleh virus (misalnya virus CMV) atau bakteri (seperti infeksi saluran kemih). Pada beberapa situasi, jaundice juga bisa menjadi tanda adanya infeksi yang lebih berat, seperti herpes simpleks atau sepsis.

Selain menyebabkan gejala tersebut, infeksi juga dapat mengganggu fungsi hati pada bayi. Bila hati bekerja tidak maksimal, proses penyerapan dan pembuangan bilirubin terhambat. Akibatnya, bilirubin yang belum diproses maupun yang sudah diproses tidak dapat dikeluarkan dan menumpuk dalam darah.

3. Masalah genetik

Masalah genetik juga berkontribusi terhadap cara tubuh bayi menghasilkan, memproses, atau mengeluarkan bilirubin. Kondisi ini menyebabkan sel darah merah lebih rentan rusak. Salah satu contohnya adalah kekurangan G6PD, yaitu gangguan genetik yang terjadi akibat kurangnya enzim dalam tubuh.glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD).

Terdapat pula sindrom Gilbert, suatu gangguan genetik yang sering terjadi dan biasanya bersifat ringan. Penyebabnya adalah hati tidak menghasilkan cukup enzim UGT1A1, sehingga kesulitan dalam memproses bilirubin secara efektif. Selain itu, masih ada berbagai kondisi genetik lain yang bisa menyebabkan tingginya kadar bilirubin pada bayi.

4. Kelahiran prematur

Kelahiran prematur terjadi ketika bayi lahir sebelum waktu yang diharapkan dengan selisih tiga minggu. Kondisi ini menyebabkan bayi tidak memiliki cukup masa untuk berkembang secara optimal sebelum lahir. Selain itu, bayi yang lahir lebih awal cenderung kurang mampu mengolah bilirubin.

Bisa jadi bayi yang lahir lebih awak dari waktu yang seharusnya memiliki tingkat bilirubin yang lebih rendah dibandingkan bayi yang lahir tepat pada waktunya. Selain itu, bayi prematur cenderung menyusu kurang dan buang air besar lebih jarang, sehingga jumlah bilirubin yang dikeluarkan melalui feses juga lebih sedikit.

5. Gangguan ASI

Terdapat dua jenis gangguan ASI yang berkaitan dengan tingginya kadar bilirubin pada bayi, yakni jaundice akibat asupan ASI yang tidak cukup atau adanya enzim tertentu dalam ASI yang mampu meningkatkan konsentrasi bilirubin di dalam darah. Kekurangan ASI yang seharusnya diterima oleh bayi dapat memengaruhi fungsi hati dan menyebabkan dehidrasi pada bayi.

Selain itu, beberapa enzim yang mungkin terkandung dalam ASI dapat memicu penyakit kuning pada bayi. Keadaan ini umumnya tidak membahayakan dan hanya berlangsung selama beberapa minggu.

6. Fungsi hati yang tidak sehat

Bayi yang baru lahir biasanya menghasilkan lebih banyak bilirubin dibandingkan orang dewasa. Hal ini terjadi karena produksi bilirubin yang tinggi serta proses penghancuran sel darah merah yang cepat pada awal kehidupan mereka. Organ utama yang bertugas mengeluarkan bilirubin dari tubuh adalah hati.

Dalam keadaan normal, hati mampu membersihkan bilirubin dari darah dan mengalirkannya ke usus agar dikeluarkan. Namun, karena hati bayi belum sepenuhnya matang, proses ini dapat berlangsung lebih lambat, menyebabkan penumpukan bilirubin dalam tubuh. Akibatnya, bayi mungkin mengalami kondisi yang disebut dengan penyakit kuning.

Kadar bilirubin yang tinggi merupakan keadaan yang umum terjadi karena bayi kesulitan mengatasi kelebihan zat tersebut dalam tubuhnya. Bila kondisi ini muncul, memberikan susu kepada bayi secara lebih sering adalah solusi terbaik. Pastikan untuk terus mengawasi tanda-tanda dan segera menghubungi dokter jika keadaannya memburuk.

Obat Malaria Pertama Diberikan Persetujuan untuk Bayi Baru Lahir 5 Metode Mengatasi Penyakit Kuning yang Terjadi pada Bayi Baru Lahir

Referensi

“Infant jaundice”. Mayo Clinic. Diakses Juli 2025.

“Jaundice in Children”. Nationwide Children's Hospital. Diakses Juli 2025.

“Jaundice in babies”. Better Health Channel. Diakses Juli 2025.

“Jaundice”. KidsHealth. Diakses Juli 2025.

Posting Komentar