6 Hewan yang Bernapas dengan Kulit, Selain Cacing?
Sistem pernapasan hewanyang familiar di telinga kita, seperti melalui paru-paru, insang, atau trakea. Namun sebenarnya terdapat sistem pernapasan lain yang hanya dimiliki oleh beberapa hewan dan sistem ini merupakan salah satu yang paling tua di dunia. Sistem pernapasan tersebut dilakukan melalui kulit atau dikenal dengan istilahcutaneous respiration oleh para peneliti.
Cutaneos respirationAwalnya hanya dimiliki oleh keluarga ikan sebelum mereka berkembang memiliki insang untuk bernapas. Sistem pernapasan ini dilakukan dengan cara menyerap udara melalui kulit, lalu diserap oleh pembuluh kapiler dan dikirimkan ke tubuh. Salah satu ciri umum yang dimiliki oleh hewan dengan cara pernapasan seperti ini adalah kulit mereka yang biasanya sangat basah.
Nah, sebagai salah satu sistem pernapasan yang sudah lama ada, saat ini tidak banyak hewan yang masih memanfaatkan kulitnya untuk bernapas. Meskipun jumlahnya sedikit, beberapa di antaranya justru merupakan hewan yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Cacing adalah salah satu contohnya, selain cacing, ada hewan lain yang juga dapat melakukan pernapasan melalui kulit. Berikut adalah daftar lengkapnya, silakan lihat di bawah ini!
1. Cacing tanah
Cacing tanah (Lumbricina) jadi hewan yang paling sering kita temui dalam daftar ini. Sebagai makhluk yang menghabiskan sebagian besar waktunya di bawah tanah, mereka tidak memiliki banyak kesempatan untuk menghirup udara. Bahkan secara nyata, mereka tidak memiliki hidung maupun paru-paru. Padahal, cacing tanah sama seperti kita. Mereka membutuhkan pasokan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Mengutip Journey North, pernapasan melalui kulit yang dilakukan oleh cacing tanah terjadi dengan menangkap udara melalui kulitnya yang basah. Oksigen yang diserap langsung masuk ke dalam sistem sirkulasi darah dan dikirim menuju otak.
Di sisi lain, karbon dioksida yang tersisa akan dikeluarkan melalui darah dan kembali ke permukaan kulit cacing tanah. Untuk dapat bernapas dengan baik, kulit cacing tanah harus selalu basah. Jika kulit mereka mengering, cacing tanah akan mengalami kelelahan dan berisiko mati.
2. Salamander tanpa paru-paru
Salamander tanpa paru-paru (keluarga Plethodontidae) adalah kelompok salamander yang terdiri dari lebih dari 370 spesies berbeda. Kelompok ini memiliki ukuran tubuh yang paling besar dibandingkan dengan spesies lainnya. Seperti namanya, sebagian besar anggota keluarga ini tidak memiliki paru-paru dan bergantung pada kulitnya untuk bernapas.
Britannica melaporkan bahwa kulit dan selaput lendir di mulut serta tenggorokan salamander tanpa paru-paru berfungsi untuk menyerap oksigen. Kulit dan selaput lendir tersebut perlu selalu basah agar proses pernapasan berjalan dengan baik. Menariknya, mereka tetap memiliki hidung, namun fungsinya lebih sebagai alat untuk menguji zat kimia, menentukan arah, serta mengenali mangsa.
3. ular laut perut kuning
Ikan ular laut perut kuning (Pelamis platurus) adalah jenis ular laut yang ditemukan di sekitar Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Ular ini dapat mencapai panjang hingga 110 cm, tetapi biasanya hanya mencapai sekitar 70 cm. Ular ini merupakan penyelam yang handal dan mampu bertahan tanpa oksigen selama 30 menit di bawah air. Kemampuan ini jelas berkaitan dengan sistem pernapasan yang unik mereka.
DCCEEW Government of Australiamengatakan bahwa ular laut perut kuning mampu bernapas melalui paru-paru serta kulitnya. Mereka memiliki paru-paru berbentuk silinder yang dapat memanjang sepanjang tubuhnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyimpan napas selama periode yang lama.
Selain itu, kulit mereka mampu menyerap oksigen yang terkandung dalam air laut dan langsung dialirkan ke darah ular laut perut kuning. Sementara itu, karbon dioksida yang ada dalam tubuh mereka dikeluarkan melalui kulit tersebut.
4. Hellbender
Satu lagi keluarga salamander yang tercantum dalam daftar ini adalahhellbender (Cryptobranchus alleganiensis). Mereka adalah jenis salamander terbesar yang ditemukan di Amerika Utara dengan panjang maksimal sekitar 74 cm. Meskipun pada dasarnya memiliki paru-paru, organ tersebut sebenarnya hampir tidak berfungsi padahellbender, lho.
Karena, hewan ini lebih mempercayai lipatan-lipatan kulit yang terdapat di sisi tubuhnya untuk mendapatkan oksigen, menurutSmithsonian National Zoo. Sekitar 95 persen kebutuhan oksigen mereka terpenuhi melalui metode ini.
Menariknya, kulit mereka mengeluarkan lendir yang berfungsi untuk mengusir cacing parasit. Lendir ini juga menyebabkan rasa yang tidak menyenangkan bagi predator yang mencoba menyerang mereka.
5. Caecilian
Caecilianmerupakan hewan amfibi dengan bentuk yang sangat berbeda. Mereka tidak memiliki kaki dan bentuk tubuhnya memanjang sehingga sering dianggap sebagai ular.Caecilianjuga termasuk salah satu keluarga hewan yang penuh teka-teki karena para ilmuwan masih belum banyak melakukan penelitian mengenai perilaku hewan tersebut.
Hanya saja, mengenai masalah pernapasancaecilian, peneliti punya jawabannya. Dilansir Smithsonian National Zoo, hewan ini menyerap oksigen dari air melalui kulitnya. Yang menarik, terkadang mereka juga menghirup udara di permukaan air untuk diproses oleh paru-paru mereka, meskipun kejadian ini sangat jarang terjadi. Karena,caecilian menghabiskan waktunya dengan menyelam ke dalam lumpur yang berada di dasar sungai.
Cutaneos respiration Sebenarnya merupakan sistem pernapasan yang paling tua sebelum makhluk hidup mengembangkan paru-paru atau insang sebagai alat pernapasan. Oleh karena itu, hewan-hewan dalam daftar ini sejatinya adalah hewan yang tidak mengalami banyak perubahan selama jutaan tahun. Bahkan, beberapa di antaranya diduga sudah ada sejak masa dinosaurus, lho!
Tidak Hanya Manusia, Hewan-Hewan Berikut Ini Juga Mahir Berkebun
Posting Komentar