Tools:
Powered by AdinJava

5 Tanda Kompleks Rescuer pada Park Seong A di Head Over Heels

Daftar Isi

Dalam drama Korea Head Over Heels, Park Seong A (Cho Yi Hyun) mungkin tampak seperti siswi SMA biasa. Namun, ia bersedia mengorbankan dirinya untuk orang lain, terutama Bae Gyeon Woo (Choo Young Woo), teman sekelasnya yang sering di ganggu oleh roh jahat.

Beberapa kondisi menggambarkan keadaan psikologis Beberapa peristiwa menunjukkan keadaan mental Beberapa keadaan mengindikasikan kondisi psikologis Banyak situasi mencerminkan keadaan psikologis Beberapa hal menunjukkan kondisi emosional rescuer complex yang ia alami. 

Kondisi ini berupa keinginan berlebihan untuk terus-menerus menyelamatkan orang lain, meskipun harus mengorbankan diri sendiri. Berikut lima tanda jelas yang menunjukkan bahwa Seong A menderita kondisi ini.

1. Memaksa diri sendiri untuk menyelamatkan Gyeon Woo tanpa memiliki persiapan apa pun

Seong A tidak pernah benar-benar berhenti ketika Gyeon Woo hampir terkena gangguan roh jahat. Meskipun tubuhnya sudah kehabisan tenaga, ia tetap memaksakan diri untuk menjadi perantara spiritual. Beberapa kali ia kesulitan tidur, lelah secara mental, hingga pingsan di kelas.

Meskipun demikian, ia tidak pernah menolak bila Gyeon Woo tampak membutuhkan bantuan. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya ia kesulitan mengendalikan keinginannya sendiri. Bahkan saat itu sangat berisiko. Seong A terlihat merasa bertanggung jawab atas keselamatan Gyeon U, lebih dari yang seharusnya.

Perasaan bersalah menghantui jika ia tidak membantu, seakan-akan dirinya gagal dalam tugasnya sebagai penjaga. Padahal, rasa tanggung jawab semacam ini dapat berkembang dari rescuer complex atau keinginan untuk menjadi pahlawan agar merasa berharga. Ia jarang meminta bantuan atau berbagi beban emosinya dengan orang lain.

2. Mengabaikan kebutuhan pribadi karena fokus pada masalah orang lain

Terkadang kita terharu oleh kejujuran Seong A ketika membantu Gyeon Woo atau teman lainnya yang sedang menghadapi masalah. 

Namun, jika kita hanya memperhatikan kebahagiaan karakter Seong A, kita akan merasa kasihan kepadanya. Hal ini karena Seong A hampir tidak pernah menjadikan kebutuhannya sendiri sebagai prioritas.

Ia tidak pernah cukup tidur, sering melewatkan waktu makan, bahkan mengabaikan urusan sekolah untuk membantu roh-roh tak berdosa. 

Semua tindakan ini dilakukannya dengan rasa bersalah jika ia menolak. Dalam beberapa episode, terlihat bahwa ia menyembunyikan perasaannya agar tampak tenang di depan orang lain.

Bukan hanya karena dia kuat, tetapi karena terbiasa mengabaikan perasaannya sendiri.Rescuer complex membuat seseorang merasa kebutuhan pribadinya tidak sepenting masalah orang lain. 

Keadaan ini semakin memburuk karena latar belakang keluarganya yang penuh dengan luka dan kesepian, sehingga Seong A merasa hanya bermanfaat ketika ia membantu.

3. Merasa dirinya adalah satu-satunya yang dapat membantu

Di berbagai adegan, Seong A menganggap dirinya sendiri yang mampu menghadapi roh-roh yang menempel pada Gyeon Woo. Ia menolak untuk melibatkan dukun lain atau pihak sekolah. Ketika teman-temannya khawatir, ia justru merasa terganggu dan menjauh.

Keyakinan bahwa hanya dia yang mampu adalah kebiasaan umum dalam rescuer complex. Ini bukan tentang arogan, melainkan dorongan psikologis untuk selalu dianggap penting. Ia takut kehilangan posisi itu, seakan-akan tanpa membantu, ia tidak memiliki identitas.

Drama ini menggambarkan sisi psikologis Seong A yang terus-menerus memikul tanggung jawab seolah-olah semua beban harus ia bawa sendiri. 

Bahkan ketika ada orang yang lebih ahli, ia tetap memutuskan untuk menangani semuanya sendirian. Perilaku ini secara perlahan menyebabkan ketidakseimbangan dalam hubungannya dengan Gyeon U.

4. Tidak mampu menjauhkan diri dari seseorang yang sering melukai dia

Gyeon Woo tidak hanya terganggu oleh roh, tetapi juga mengalami trauma masa kecil serta luka batin yang belum terselesaikan. Seong A mengetahui hal ini, dan justru semakin mendekatinya. Ia merasa prihatin, lalu secara alami ingin memperbaiki kehidupan Gyeon Woo.

Meskipun pada beberapa kesempatan, Gyeon Woo bersikap kasar atau terlalu bergantung pada Seong A, ia tidak pernah benar-benar mundur. Hal ini menunjukkan suatu pola.codependent atau sebuah hubungan yang tidak sehat yang sering muncul pada seseorang dengan kondisi rescuer complex.

Ia tidak mampu menahan diri melihat seseorang dalam kesulitan tanpa ikut campur. Bahkan, jika berarti harus menghadapi roh jahat yang berbahaya atau mengorbankan keselamatannya sendiri. Seong A lebih takut ditinggalkan oleh orang yang membutuhkannya daripada kehilangan dirinya sendiri.

5. Merasa tidak pantas dicintai dalam kondisi apa pun

Salah satu hal yang paling menyedihkan tentang karakter Seong A adalah cara ia memandang cinta. Ia tidak percaya bahwa orang lain akan menerima dirinya sebagaimana adanya. 

Ia hanya menganggap bahwa menjadi dukun adalah sesuatu yang memalukan menurut pandangan orang lain.

Ia merasa menjadi seseorang yang berarti bagi orang lain setelah membantu seseorang. Seperti jika tidak melakukan apa-apa, kasih sayang tersebut tidak layak ia terima. 

Inilah ciri khasnya.rescuer complex yang paling menyedihkan, di mana harga diri seseorang ditentukan oleh seberapa besar ia mampu menyelamatkan orang lain.

Bukan tentang siapa dirinya yang sebenarnya. Ketika ada seseorang yang tulus memperhatikannya, Seong A justru merasa tidak nyaman. 

Sekarang ia lebih merasa aman sebagai penyelamat, bukan sebagai orang yang diselamatkan. Drama ini menunjukkan betapa dalamnya luka yang dialami seorang remaja yang terlalu lama menjadi penopang bagi orang lain.

Head Over Heels mungkin dihiasi dengan nuansa supranatural dan drama remaja, namun tokoh Park Seong A memiliki kedalaman psikologis yang menyentuh.

Rescuer complex apa yang ia tunjukkan bukan hanya wujud kasih sayang biasa, melainkan dorongan untuk memikul beban yang bukan menjadi tanggung jawabnya dan pada akhirnya dapat merugikan dirinya sendiri.***

Posting Komentar