Tools:
Powered by AdinJava

5 Film yang Menggambarkan Tempat Tanpa Hubungan dan Kejelasan

Daftar Isi

Pernahkah kamu merasa sendirian meskipun berada di tempat yang ramai? Hal ini sering terjadi ketika kamu berada di lokasi tertentu seperti bandara, stasiun, jalan tol, tempat istirahat, wahana wisata, hotel, pusat perbelanjaan, dan kantor layanan. Meskipun banyak orang di sekitarmu, kamu jarang bisa mengingat kenangan khusus terkait tempat tersebut. Tujuanmu berada di sana hanya untuk keperluan transaksi dan perpindahan.

Ternyata, ada istilah khusus untuk tempat-tempat tersebut. Namanyanon-place, sebuah term yang diperkenalkan oleh ahli antropologi Prancis Marc Auge pada tahun 1992 melalui buku berjudulNon-Tempat: Pengantar Antropologi Supermodernity. Non-tempatmenurut Auge, merupakan suatu ruang yang muncul bersamaan dengan supermodernitas, yaitu keadaan di mana tiga aspek dalam kehidupan manusia: waktu, ruang, dan individualitas mengalami kelebihan karena berbagai kemudahan yang diakibatkan oleh penemuan teknologi baru. Keadaan kelebihan ini sering dianggap sebagai salah satu ciri dari tahap akhir kapitalisme.

Masih sulit membayangkannya? Coba tonton lima rekomendasi film yang berlatarnon-placeberikut untuk mengeksplorasi lebih dalam. Siapa tahu ternyatarelate denganmu!

1. The Terminal (2003)

Film pertama yang dapat kamu tonton untuk memahami gagasannon-place adalah The TerminalFilm ini menceritakan kisah seorang turis dari Eropa Timur bernama Viktor Navorski (Tom Hanks) yang terjebak di Bandara Internasional John F. Kennedy, New York. Kejadian ini terjadi setelah negara asalnya tiba-tiba dimasukkan ke dalam daftar hitam imigrasi Amerika akibat sebuah konflik.

Viktor terpaksa menginap di bandara selama beberapa hari. Meskipun ia memiliki hubungan dengan beberapa orang di bandara, tetap saja merasa kosong, karena nasibnya masih tidak menentu tanpa kepastian.

2. Mystery Train (1989)

Tempat penginapan atau hotel juga dapat termasuk dalam kategorinon-place menurut konsep Auge, hal ini disebabkan oleh fakta bahwa hotel merupakan tempat yang menyediakan anonimitas dan kehadiranmu benar-benar murni hanya untuk perpindahan semata.

Dalam Mystery Train, akan ada tiga kisah berbeda yang dapat kamu ikuti, namun satu yang sama, semuanya berlatar di sebuah hotel di tengah Kota Memphis, Amerika Serikat. Setiap tokoh dalam setiap cerita memiliki tantangannya masing-masing, tetapi semuanya menghadapi perasaan kesepian dan kebingungan.

3. Locke (2013)

Kita melewati tempat tersebut sebagai titik pemberhentian, ternyata jalan tol juga bisa dimasukkan dalam daftar tersebutnon-place. Dalam Locke, Tom Hardy memainkan tokoh seorang pria yang menjalani perjalanan penuh perasaan dari satu lokasi ke lokasi lain.

Meski hanya beberapa jam, kita seakan ikut naik ke atas roller coasteryang menarik. Jalur tol dalam film ini merupakan representasi sempurna non-place, tempat yang benar-benar terasa tidak penting. Hanya dilalui tanpa adanya hubungan sosial yang berarti tercipta di sana.

4. Limbo (2020)

Limbo adalah kisah sejumlah pengungsi yang terjebak di sebuah pulau terpencil di Skotlandia sementara menunggu persetujuan permohonan mereka. Mereka dilarang bekerja dan benar-benar mengalami kesulitan selama berada di sana.

Kekhawatiran menghampiri mereka hingga beberapa dampak buruk terjadi. Berjenis komedi gelap, latarLimbo adalah deskripsi sempurna sebuah non-place, khususnya terkait dengan adanya hubungan kontraktual antara pengguna dengan pihak yang mengelola tempat tersebut.

5. Cloud (2024)

Selain tempat-tempat pemberhentian, lokasi-lokasi yang menjadi pusat perdagangan seperti mall atau pusat perbelanjaan juga dapat disebutnon-place. Selain tidak ada hubungan yang bermakna terjadi, satu-satunya alasan kamu berada di sana adalah kebutuhan untuk bertransaksi. Di era digital, pasar online bisa menjadi pengganti mal tersebut. Peranmarketplacedijelaskan secara jelas dalam film tersebutCloud karya Kiyoshi Kurosawa.

Film ini menceritakan kisah seorang pria yang berhasil meraih keuntungan melalui bisnis jual beli barang bekas secara online. Namun, kesuksesannya tidak diiringi dengan hubungan langsung dan jujur terhadap pelanggan maupun mitra bisnisnya. Pada suatu hari, ia menghadapi ancaman dari orang-orang yang tidak setuju dengan sistem penjualan di tokonya.

Tampaknya sulit dipahami, ternyata konsep antropologi yang disebutnon-placemaka akan lebih mudah dipahami ketika diterapkan dalam sebuah karya seni. Mungkin itulah alasan untuk terus menghargai keberadaan film.

6 Film Horor Terkemuka Shudder Pada Separuh Awal Tahun 2025, Berani Menonton?

Posting Komentar