Tools:
Powered by AdinJava

5 Fakta Diet Ekstrem Shindong Super Junior, Dampak Yo-Yo yang Mengkhawatirkan

Table of Contents

Shindong dari Super Junior tampil sebagai tamu undangan dalam acara KBS2Problem Child in Houseepisode ke-274 yang tayang pada hari Kamis (3/7/2025). Ia hadir bersama rekan segrupnya, Kyuhyun, untuk merayakan 20 tahun perjalanan karier mereka sebagaiidolgenerasi kedua. Dalam suasana yang penuh tawa dan kenangan, Shindong justru menarik perhatian dengan kisah usahanya mengurangi berat badannya secara drastis.

Ia menyampaikan bahwa pada tahun 2020, dokter pernah memberi peringatan bahwa ia berisiko mengalami tekanan darah tinggi atau stroke di usia 40-an jika tidak segera menurunkan berat badannya. Ancaman kesehatan tersebut menjadi dorongan baginya untuk menjalani diet ketat hingga berhasil mengurangi berat badan dari 116 kilogram menjadi 79 kilogram. Fakta-fakta mengenai diet ekstrem Shindong pun menjadi topik yang menarik perhatian dan mendapat simpati serta rasa penasaran. Berikut adalah penjelasannya.

1. Berat Shindong berkurang sebanyak 37 kilogram, namun hanya bertahan selama 3 bulan

Shindong mengungkapkan bahwa ia pernah melakukan penurunan berat badan yang sangat drastis, dari 116 kilogram menjadi 79 kilogram dalam enam bulan. Ia menjalani proses ini dengan pola makan yang ketat tanpa terlalu banyak berolahraga. Sayangnya, hasilnya hanya bertahan selama tiga bulan sebelum berat badannya kembali naik.

Dalam pernyataan yang diungkapkan olehSegyeShindong berkata, "Aku tidak ingin kembali ke kebiasaan lama, tapi sempat terpikir, 'Sudah sejauh ini menahan diri, bolehlah sesekali bersenang-senang.'” Kebiasaan makan perlahan kembali seperti dulu, hingga akhirnya ia mengalami efek yo-yo. Efek yo-yo merupakan kondisi di mana berat badan turun secara drastis, lalu naik kembali karena diet yang tidak konsisten.

2. Shindong hanya mengonsumsi enam bulatan nasi dalam sehari

Pola makan yang diikuti Shindong sangat terbatas. Ia mengatakan hanya mengonsumsi enam butir keciljumeok-bapmengandung nasi cokelat dan tumisan ikan teri setiap kali makan. Pendekatan ini lebih ia prioritaskan dibanding berolahraga karena menurutnya lebih efisien.

Meskipun demikian, ia mengakui bahwa secara psikologis, pola makan tersebut sangat melelahkan. "Aku mengonsumsi sedikit sekali, tetapi setiap kali melihat makanan, rasanya sedih," katanya. Pengakuan ini menunjukkan seberapa besar pengorbanan yang ia lakukan demi menurunkan berat badan secara signifikan.

3. Shindong mengakui telah mendapatkan suntikan Wegovy, tetapi tidak memberikan efek apa pun

Setelah berat badannya kembali meningkat, Shindong mencoba suntikan diet Wegovy yang diketahui mampu mengurangi selera makan. Ia telah menerima suntikan hingga dosis 1,7, tetapi tidak merasakan adanya perubahan apa pun. Bahkan, nafsu makannya tetap besar seperti biasanya.

Ia menceritakan bahwa dokter tersebut kaget karena biasanya sistem pencernaan akan melambat dan membuat pasien merasa kenyang. Namun hal itu tidak terjadi pada dirinya. “Dokter bahkan berkata, 'Shindong-ssi, tubuh Anda mengalahkan Wegovy,'” katanya sambil tertawa.

4. Shindong mengeluarkan sekitar 14 juta won setiap tahun untuk biaya makanan yang dipesan antar.

Shindong juga mengakui bahwa gaya hidupnya mendukung kebiasaan makan berlebihan. Ia menyebutkan bahwa selama setahun terakhir, ia telah menghabiskan sekitar 14,49 juta won (sekitar 173 juta rupiah) hanya untuk makanan yang dipesan lewat aplikasi. Jumlah ini baru berasal dari satu dari tiga aplikasi yang ia gunakan.

Ia sempat berceloteh, "Aku tidak pernah sekali pun melampaui batas minimum pesanan," katanya yang diiringi tawa dari para pembawa acara. Kebiasaan ini menunjukkan betapa beratnya tantangan yang ia hadapi dalam mengatur pola makan. Akibatnya, ia berhasil menurunkan berat badannya.

5. Shindong mulai belajar untuk berhenti makan sebelum merasa kenyang

Shindong mengungkapkan bahwa saat ini ia mulai berupaya menerapkan pola makan yang lebih masuk akal. Ia belajar untuk berhenti makan ketika merasa cukup, bukan menunggu sampai perut benar-benar penuh. Dulu, ia terbiasa menghabiskan seluruh makanan meskipun sudah kenyang.

"Sekarang aku mencoba berhenti makan di tengah-tengah. Jika aku merasa sudah kenyang, aku langsung berhenti. Menurutku hal ini justru lebih sulit dibandingkan hanya menurunkan berat badan," katanya. Perubahan pola pikir ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya berjuang secara fisik, tetapi juga secara mental dalam membentuk kebiasaan yang lebih baik.

Perjuangan Shindong Super Junior membuktikan bahwa menurunkan berat badan bukan hanya tentang angka pada timbangan, melainkan konsistensi dan pengendalian diri. Meskipun pernah mengalami efek yo-yo dan kegagalan setelah menggunakan Wegovy, upayanya tetap pantas dihargai. Dari cerita ini, kita belajar bahwa pola makan yang sehat bukanlah yang paling cepat, tapi yang bisa dilakukan dengan sadar dan seimbang. Setuju?

Shindong Super Junior Dikabarkan Berpacaran dengan Mantan Calon Peserta Latihan 9 Potret Rumah Terbaru Shindong Super Junior, Pemandangan Sungai Han

Posting Komentar