Tools:
Powered by AdinJava

13 Sekolah Rakyat di Jabar, Dikelola Kementerian dengan Sistem Asrama

Table of Contents
13 Sekolah Rakyat di Jabar, Dikelola Kementerian dengan Sistem Asrama

AdinJavaAda 13 lokasi Sekolah Rakyat yang dijalankan oleh Kementerian Sosial terletak di Jawa Barat, dengan jumlah siswa melebihi 1.300 orang.

Pendidikan di Sekolah Rakyat telah dimulai sejak 14 Juli 2025, bersamaan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2025/2026.

Seratus siswa baru di Sekolah Rakyat Polteksos Bandung memulai hari pertama sekolah dengan pemeriksaan kesehatan dan pemetaan bakat berbasis uji DNA, Senin (14/7/2025).

Siswa-siswa ini datang dengan didampingi orang tua masing-masing. Setelah melakukan pendaftaran ulang, mereka kemudian antri untuk mengikuti tes kesehatan dan DNA, guna mengetahui potensi yang dimiliki sebelum memulai kegiatan pembelajaran.

Kepala Polteksos Bandung, Suharma menyatakan bahwa uji talent mapping ini dilakukan guna menggali lebih dalam minat, bakat, dan kemampuan (talenta) setiap siswa agar proses pembelajaran dapat lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan serta ciri khas masing-masing anak.

Menurutnya, program ini merupakan metode kreatif dalam dunia pendidikan. pemetaan bakat berbasis tes DNA di Polteksos Bandung, menurut dia, bekerja sama dengan Ari Ginanjar University.

Hasil dari pemetaan bakat ini akan menjadi dasar utama dalam penyusunan sistem pembelajaran di Sekolah Rakyat. Dengan memahami peta bakat anak sejak dini, pendekatan pendidikan yang diberikan akan lebih tepat sasaran, tidak monoton, dan mampu mengoptimalkan potensi setiap individu," kata Suharma, Senin (14/7/2025).

Sekolah Rakyat Polteksos Bandung, menurutnya, memiliki total 100 siswa yang dibagi ke dalam empat kelompok belajar, masing-masing terdiri dari 25 peserta didik. Terdapat 16 tenaga pengajar serta 1 kepala sekolah sebagai pengawas utama dalam proses pembelajaran.

"Proses pembelajaran di Sekolah Rakyat berdasarkan tiga jenis kurikulum, yakni kurikulum Orientasi yang bertujuan sebagai pengenalan awal terhadap lingkungan dan sistem belajar. Selanjutnya, Kurikulum Formal Pendidikan mengacu pada standar pendidikan yang ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen). Sementara itu, Kurikulum Boarding atau sistem asrama, fokus pada pengembangan karakter siswa melalui metode pendidikan dalam lingkungan asrama," ujarnya.

Di sisi lain, seorang orang tua murid Cecep Setiawan merasa bersyukur karena anaknya berhasil diterima di Sekolah Rakyat. Warga Cipedes, Kota Bandung ini mengatakan bahwa ia sudah berangkat dari rumah sekitar pukul 06.00 WIB dengan membawa berbagai perlengkapan yang dibutuhkan anaknya selama menempuh pendidikan di sekolah rakyat tersebut.

Cecep juga tidak keberatan, anaknya harus tinggal di asrama selama menjalani pendidikan di Sekolah Rakyat. Selain menghemat biaya, katanya, diharapkan anaknya dapat lebih fokus dalam belajar.

"Saya sendiri dan juga mewakili orang tua lainnya, program ini sangat bermanfaat, terutama dalam situasi ekonomi yang saat ini sedang tidak stabil, bahkan bisa dikatakan sedang menghadapi krisis. Syukur kepada Allah, program ini benar-benar membantu, dan kami berharap dapat terus berkelanjutan di masa depan," kata Cecep.

Sebelumnya, Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono, menyatakan bahwa seluruh siswa yang terdaftar dalam Sekolah Rakyat tersebut, menurutnya, telah memenuhi aturan yang berlaku, di mana perekrutan dilakukan melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSN) pada desil 1 atau masuk kategori miskin dan sangat miskin.

Petugas langsung melakukan pemeriksaan di lapangan, tidak asal memilih siswa yang berada di luar kategori desil 1.

"Oleh Kemensos yang diwakili oleh pendamping PKH, dari BPS, lalu juga diwakili oleh Dinasos dari Pemkab. Jadi siswa-siswa yang telah kita verifikasi, kita evaluasi oleh Bupati atau Walikota dan ditandatangani. Itu adalah calon siswa yang ditandatangani," ujar Agus Jabo saat melakukan inspeksi langsung sarana dan prasarana di gedung Polteksos, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Sabtu (12/7/2025).

"Setelah penilaian ini ditandatangani oleh Bupati atau Walikota, selanjutnya disampaikan ke Kemensos. Itu adalah calon siswanya," tambahnya.

Sekolah Rakyat di Jawa Barat baru berdiri di 13 tempat. Belum seluruh kota dan kabupaten memiliki sekolah tersebut.

13 tempat sekolah rakyat di Jawa Barat:

1. Sekolah Galih Pakuan - Kota Bogor - 50 siswa

2. Inten Soeweno Center - Kabupaten Bogor - 100 siswa

3. Pusat Pangudi Luhur - Kabupaten Bekasi - 180 siswa

4. Phalamarta Center - Kabupaten Sukabumi - 100 siswa

5. Pusat Wyata Guna - Kabupaten Bandung Barat - 100 peserta didik

6. BPPKS Kementerian Sosial RI - Kabupaten Bandung Barat - 100 peserta didik

7. Stadion Si Jalak Harupat - Kabupaten Bandung - 150 peserta didik

8. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial - Kota Bandung - 100 peserta didik

9. Pusat Wyata Guna - Kota Bandung - 50 peserta

10. BLK Sumedang - Kabupaten Sumedang - 150 peserta didik

11. Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 - Kota Cirebon - 73 peserta didik

 

12. Pusat Abiyoso - Kota Cimahi - 100 siswa

13. Dinas Sosial Jawa Barat - Kota Cimahi - 50 siswa

Posting Komentar