Tools:
Powered by AdinJava

10 Kriteria Istri Idaman untuk Pernikahan Bahagia dan Abadi

Table of Contents

AdinJava – Perkawinan adalah ikatan yang sakral melebihi batas dunia nyata. Menikah tidak hanya menggabungkan dua orang dalam kehidupan di bumi, tetapi juga menjadi jalur menuju kebahagiaan di kehidupan akhirat.

Dalam agama Islam, pernikahan bukan hanya hubungan fisik antara suami dan istri. Pernikahan juga merupakan amanat yang besar, yang memerlukan tanggung jawab, kesabaran, serta pemahaman mendalam mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak. Oleh karena itu, memilih pasangan hidup menjadi keputusan penting yang harus diambil dengan pertimbangan matang.

Bukan hanya sekadar dorongan hasrat atau keuntungan dunia. Islam telah memberikan petunjuk dalam memilih pasangan agar pernikahan yang terbentuk bisa berjalan dengan harmonis, penuh berkah, serta mampu melahirkan keturunan yang baik dan bermanfaat.

Kriteria Calon Istri Yang Disukai Menurut Pandangan Islam

Dilansir dari situs NU.co.id, Selasa (15/7/2025), Islam menekankan bahwa unsur utama dalam memilih pasangan hidup adalah keyakinannya. Seorang perempuan yang beragama dengan baik akan menjalani kehidupan sesuai petunjuk syariat.

Ia tidak hanya menjalankan ibadah seperti shalat, puasa, dan zakat, tetapi juga memenuhi tanggung jawab serta hak sebagai seorang istri. Wanita yang memahami dan taat terhadap agama akan menjaga dirinya serta martabatnya.

Dengan demikian, ia mampu menjaga keseimbangan dalam rumah tangga. Nabi Muhammad SAW menekankan bahwa faktor agama menjadi prioritas utama dalam memilih seorang wanita untuk dinikahi:

Wanita dinikahi karena harta, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang beragama, niscaya tanganmu akan berkah.

Maknanya: "Seorang perempuan dinikahi karena empat hal: kekayaannya, kecantikannya, keturunannya, dan agamanya. Maka pilihlah perempuan yang memiliki agama (ketakwaan), niscaya kamu akan berhasil." (HR. Bukhari dan Muslim).

Selain itu, wanita idaman juga perlu menghormati aturan yang berlaku. Baik hukum Islam maupun hukum negara, selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. Kepatuhan ini mencerminkan kedewasaan dalam bersosialisasi dan menciptakan rumah tangga yang harmonis.

1. Patuh terhadap Agama dan Peraturan Hukum

Kepatuhan terhadap agama menjadi dasar pokok. Seorang istri yang beragama akan memandu keluarga menuju jalan yang benar. Ia juga akan menjadi sumber ketenangan bagi suaminya.

Kesetiaannya tidak hanya terbatas pada ritual ibadah, tetapi juga meliputi penerapan prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ia akan menjaga martabat diri dan keluarga. Selain itu, ia juga akan mendidik anak-anak dengan dasar agama yang kuat.

Perempuan yang mengerti hukum agama Islam serta hukum negara akan menjadi warga negara yang baik. Ia akan membentuk keluarga yang taat pada aturan hukum.

2. Berperilaku Baik Terhadap Mertua, Keluarga Besar Suami, dan Saudara Ipar

Pernikahan tidak hanya menghubungkan dua orang. Ia juga menggabungkan dua keluarga besar. Oleh karena itu, seorang perempuan yang memiliki sikap baik terhadap keluarga suaminya merupakan kriteria yang penting.

Dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad SAW berkata:

Sesungguhnya di antara orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan paling lembut kepada keluarganya.

Maknanya, "Sesungguhnya di antara orang-orang yang beriman dengan sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan paling lembut terhadap anggota keluarganya." (HR. Tirmidzi).

Seorang wanita yang baik akan menghormati mertuanya. Ia memberikan penghormatan kepada mertuanya sebagaimana ia menghormati orang tuanya sendiri. Ia juga akan menjaga hubungan yang harmonis dengan saudara ipar dan keluarga suami.

Ini akan mencegah terjadinya perselisihan yang tidak diperlukan. Ia selalu berupaya membangun ketenangan di dalam keluarga.

Seorang perempuan yang memiliki sikap sopan dan baik dalam berinteraksi dengan keluarga suaminya akan membawa keberkahan dalam kehidupan rumah tangganya. Hubungan yang selaras dengan keluarga besar akan menghasilkan suasana yang nyaman dan penuh kasih sayang.

3. Memiliki Wawasan Parenting

Tugas utama seorang istri dalam keluarga adalah menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya. Dalam agama Islam, peran seorang ibu sangat penting dalam membentuk kepribadian anak.

Seperti yang diungkapkan oleh penyair terkenal Hafidz Ibrahim dalam puisinya:

Ibu adalah sebuah sekolah jika kau mempersiapkannya * maka kau telah mempersiapkan sebuah bangsa yang baik keturunannya

Maknanya, "Ibu adalah sekolah; jika kau mempersiapkannya dengan baik, maka kau telah mempersiapkan sebuah bangsa yang berakhlak mulia."

Perempuan yang memiliki pengetahuan tentang pendidikan anak akan lebih siap dalam membimbing anak dengan baik. Ia mengerti cara merawat anak sesuai dengan tahap perkembangan usia mereka.

Ia menyampaikan pendidikan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam serta mampu membentuk suasana yang mendukung perkembangan anak. Pandangan dalam pengasuhan ini akan memudahkan terbentuknya generasi penerus yang berakhlak baik dan cerdas.

4. Siap Mengarungi Kehidupan Bersama

Pernikahan tidak hanya berfokus pada kebahagiaan, tetapi juga memerlukan persiapan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan rumah tangga. Wanita yang ideal adalah yang memiliki kesiapan mental, emosional, dan fisik dalam menjalani kehidupan bersama pasangannya. Ia akan tetap berada di sisi suami baik dalam keadaan bahagia maupun sedih.

Kesiapan ini melibatkan kesabaran dalam menghadapi tantangan dalam rumah tangga. Ia juga menunjukkan komitmen untuk tetap setia di mana pun kondisinya. Ia memiliki kedewasaan emosional yang memungkinkan seorang wanita mengendalikan perasaannya dengan baik.

Ini mencegah terjadinya perselisihan yang tidak perlu. Ia selalu berupaya menyelesaikan masalah dengan tenang. Perempuan yang siap hidup bersama tidak akan mudah menyerah saat menghadapi tantangan.

Sebaliknya, ia akan berupaya menjadi pasangan yang selalu mendukung suami dalam segala situasi. Contoh terbaik untuk hal ini adalah Sayyidah Fatimah, putri Nabi Muhammad SAW dan istri Sayyidina Ali. Sayyidah Fatimah menjalani kehidupan yang penuh dengan keterbatasan bersama Ali.

Namun, dalam segala situasi, ia tidak pernah mengurangi rasa hormat dan kasih sayangnya terhadap suaminya. Ali, sebagai seorang pejuang dan pemimpin keluarga, selalu memperoleh dukungan penuh dari Fatimah.

Kesetiaan dan perhatiannya menjadi bukti bahwa ia memahami makna cinta yang sebenarnya. Cinta tidak hanya terasa dalam kebahagiaan, tetapi juga dalam kesulitan. Meskipun sering menghadapi tantangan finansial, Fatimah tidak pernah merasa kesal.

Dengan jiwa yang penuh ketabahan, ia menjalani kehidupan dengan kesabaran. Ia menyadari bahwa kebersamaan mereka adalah karunia yang tak tergantikan. Seperti yang diceritakan dalam buku Perempuan-Perempuan Surga (Fathi Fawzi, Jakarta: 2008).

5. Bebas dari Penyakit Kewanitaan

Kesehatan tubuh merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah pernikahan. Salah satu aspek kesehatan yang perlu diperhatikan adalah kebersihan. Ia juga harus tidak menderita penyakit menular, termasuk gangguan yang menyerang organ reproduksi.

Penyakit ini dapat memberikan dampak negatif terhadap pasangan, baik dari segi kesehatan maupun keharmonisan hubungan suami istri. Memilih pasangan yang tidak menderita penyakit kelamin merupakan tindakan pencegahan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penularan penyakit berbahaya.

Dalam sebuah hadis disebutkan:

لاَ ضَرَرَ Ùˆَلاَ ضِرَارَ

Maknanya, "Tidak diperbolehkan melakukan tindakan yang berisiko dan membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dan Ad-Daruquthni).

Kriteria Tambahan yang Dicari Laki-laki

Setiap individu memiliki standar sendiri dalam memilih pasangan. Mungkin sebagian besar orang akan mencari pasangan yang menarik, mampu secara finansial, berhati baik, setia, serta sifat-sifat positif lainnya.

Namun, laki-laki tidak selalu mencari pasangan hanya berdasarkan penampilan fisiknya. Selain rasa cinta, mereka juga menilai kriteria lain, seperti yang dilaporkan oleh Tribun Timur, Selasa (15/7/2025):

6. Menaruh Respek

Sikap hormat berlaku bagi laki-laki dan perempuan. Jika seorang istri tidak mampu menghargai suaminya, maka suami juga tidak akan menghargai istrinya.

Pernikahan yang tidak didasari rasa saling menghormati tidak akan bertahan lama. Suami mungkin akan mencari pasangan yang lebih menghargainya. Hormatilah suami saat ia sedang berbicara, meskipun Anda sudah mengetahui isi pembicaraannya.

Lakukan apa yang dia inginkan (selama hal itu tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Anda). Berikan ia pujian. Selama Anda berusaha membuat suami Anda bahagia, dia tidak akan pergi meninggalkan Anda.

7. Passionate

Tidak ada laki-laki yang mampu bertahan dalam hubungan dengan perempuan yang tidak memiliki daya tarik dan tidak mampu menunjukkan rasa antusias terhadap dirinya. Anda mungkin baik, cerdas, dan berhasil dalam karier.

Namun, jika Anda selalu bersikap kaku dalam suasana yang intim, malu untuk membalas pelukan dan ciumannya, bahkan tidak pernah merespons percakapan mengenai impiannya dan harapannya, kehidupan pernikahan Anda akan menjadi membosankan. Semangat dalam hubungan menunjukkan antusiasme dan tekad untuk menjaga api cinta tetap menyala.

8. Dewasa secara Emosional

Dalam sebuah hubungan, pasti terjadi momen di mana Anda dan pasangan merespons sesuatu dengan cara yang berbeda. Hal ini dapat memicu kesalahpahaman. Bagaimana Anda menghadapi perbedaan tersebut dan menyampaikan perasaan Anda?

Perempuan yang dewasa secara emosional pasti tidak akan menyalahkan atau menghakimi pasangannya karena rasa tidak nyaman yang muncul. Sebaliknya, ia akan menyampaikan perasaannya secara jujur agar pria tersebut dapat memahaminya.

Cara mengelola emosi merupakan salah satu hal paling penting yang diperhatikan pria saat memutuskan untuk menjalani hubungan serius dengan seorang wanita. Jika Anda selalu bersikap seperti bintang drama untuk menunjukkan keinginan Anda, dia mungkin akan ragu-ragu untuk meminta Anda menikahinya.

Sebaliknya, jika Anda mampu menunjukkan ketidaksetujuan terhadap pikiran-pikiran pria dengan sikap yang tenang, maka Anda akan mendapatkan rasa hormat darinya. Ia akan merasa bahwa Anda adalah jenis wanita yang akan menjadi pasangan hidupnya selamanya.

9. Independen

Laki-laki pasti akan merasa bahagia jika Anda melibatkannya dalam kehidupan Anda. Namun, tidak selalu setiap saat. Sesekali menunjukkan sedikit kekecewaan karena dia membatalkan janji tiba-tiba karena ada rapat dengan atasan, itu wajar saja.

Namun, jika Anda selalu merespons dengan marah, menutup diri di kamar, dan melarangnya menghubungi Anda lagi (meskipun tetap kesal jika ia mengikuti permintaan Anda), hal ini akan menjadi beban berat baginya. Tidak selalu laki-laki merasa wajib menjadi sosok yang lebih cerdas, mampu melindungi, dan mengambil segala keputusan.

Saat dia harus tugas ke luar kota, dia juga berharap Anda memiliki berbagai kegiatan lain untuk mengisi waktu Anda. Seorang pria yang sejati menginginkan wanita yang mampu memberinya semangat. Hal ini karena wanita tersebut memiliki hal-hal menarik dalam hidupnya.

Laki-laki itu tidak akan terpengaruh oleh kemandirian dan keberhasilan Anda. Selama Anda masih memiliki ruang untuk menjalani hubungan yang baik dengannya. Saat Anda berada di sisinya, tunjukkan diri Anda secara utuh.

10. Feminitas

Menjadi wanita yang feminin tidak berarti harus selalu mengenakan rok dan mahir dalam memasak. Anda bisa menjadi seorang tomboi, tetapi tetap menjunjung sikap sopan seorang wanita asli. Ciri-ciri feminin dapat dilihat dari perilaku, misalnya, tidak membuang ludah sembarangan, berdandan secara wajar (meskipun Anda sangat menyukai jaket bergaya militer), menjaga kebersihan diri (rambut terawat, tidak bau badan, dan sebagainya), serta mampu membuat laki-laki merasa seperti pria sejati.

Sama seperti jika Anda tidak menginginkan seorang pria yang terlalu memperhatikan penampilan sebagai pasangan, bukan? Tentu, kelembutan juga bisa dihubungkan dengan sikap yang mampu mencintai, merawat, dan menjaga. Mampu memasak, cekatan dalam melakukan pekerjaan rumah tangga, merawat anak, serta menyetrika kemejanya yang kusut, akan menjadi nilai tambah bagi Anda di matanya.

Memilih pasangan hidup untuk pernikahan yang langgeng merupakan keputusan penting yang harus diambil dengan pertimbangan matang. Dalam ajaran Islam, wanita ideal tidak hanya memiliki kecantikan fisik, tetapi juga memiliki kualitas agama, akhlak yang baik, wawasan dalam mendidik anak, kesiapan mental dan emosional, serta kesehatan yang optimal. (*)

Posting Komentar