Tools:
Powered by AdinJava

10 Kebiasaan yang Harus Ditinggalkan untuk Ketenangan dan Kesejahteraan di Usia Tua

Daftar Isi

AdinJavaDengan bertambahnya usia, banyak orang mulai menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya berasal dari kesuksesan materi, tetapi juga dari kehidupan yang lebih tenang, damai, dan bebas dari tekanan berlebihan.

Namun, mendapatkan ketenangan pikiran tidak terjadi secara tiba-tiba.

Dilaporkan oleh Geediting pada hari Minggu (14/7), menurut para ahli psikologi, kita sering kali harus meninggalkan kebiasaan tertentu yang menjadi penyebab rasa cemas dalam kehidupan kita sendiri.

Berikut ini 10 kebiasaan yang sebaiknya Anda hentikan jika ingin hidup lebih tenang dan bebas dari tekanan ketika usia semakin bertambah:

1. Berusaha Mengendalikan Segalanya

Keinginan untuk menguasai segala hal dalam kehidupan merupakan suatu khayalan yang melelahkan.

Psikolog menggambarkannya sebagai kesalahan dalam pola pikir terkait kendali, yaitu keyakinan bahwa jika segala sesuatu dikelola dengan baik, kita akan meraih kebahagiaan.

Meskipun demikian, kehidupan penuh dengan ketidakpastian.

Melepaskan keinginan untuk mengendalikan orang lain atau situasi akan memberi Anda kesempatan untuk menerima kenyataan dengan lebih tenang.

2. Menyimpan Rasa Dendam

Menahan perasaan benci merupakan beban emosional yang berat.

Emosi yang tertahan dapat memicu stres jangka panjang, gangguan tidur, serta masalah kesehatan tubuh.

Memafkulkan bukan berarti menganggap tindakan orang lain benar, melainkan melepaskan diri dari ikatan perasaan negatif.

Studi menunjukkan bahwa orang yang mampu memaafkan umumnya lebih bahagia dan tenang dalam tahun-tahun akhir kehidupan mereka.

3. Terlalu Berlebihan dalam Menilai Diri Sendiri

Banyak orang yang menua sambil merasa menyesal, mengkritik diri secara berlebihan, dan tidak puas dengan apa yang telah mereka capai.

Berdasarkan psikologi humanistik, memiliki rasa cinta pada diri sendiri merupakan kunci utama untuk mencapai ketenangan jiwa.

Pelajari untuk mengampuni diri sendiri, menghargai perjalanan kehidupan yang telah dilalui, serta memberi ruang bagi diri Anda untuk memiliki kelemahan.

4. Memperbandingkan Diri dengan Orang Lain

Bandingan sosial dapat menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan stres dalam kehidupan modern, khususnya di masa media sosial.

Selalu membandingkan diri dengan orang lain hanya akan menghancurkan rasa terima kasih yang seharusnya dimiliki.

Lebih baik, alihkan perhatian Anda pada pertumbuhan diri dan kemajuan yang telah dicapai.

Psikologi positif menyarankan untuk mengasah rasa terima kasih setiap hari agar kehidupan menjadi lebih bermakna.

5. Terlalu Sibuk Tanpa Arah yang Pasti

Aktivitas yang sibuk tidak selalu berarti efisien.

Banyak orang merasa harus selalu sibuk agar merasa bernilai, padahal hal itu justru bisa menghalangi Anda mendapatkan ketenangan.

Ahli psikologi menyarankan agar seseorang menjalani hidup dengan penuh kesadaran, yakni dengan bergerak perlahan dan memiliki tujuan yang jelas.

Kemudahan merupakan jalur menuju ketenangan.

6. Menghindari Emosi Negatif

Mencegah rasa sedih, marah, atau kecewa justru berpotensi menimbulkan penumpukan tekanan emosional.

Psikologi modern mengajarkan bahwa perasaan negatif harus diakui dan dikelola dengan cara yang sehat, bukan dikurung atau diabaikan.

Orang yang mampu duduk dan merasakan perasaannya, serta memahaminya, umumnya lebih tenang secara emosional.

7. Menginginkan Persetujuan Seluruh Pihak

Keinginan untuk membuat semua orang bahagia adalah tantangan yang tidak akan pernah bisa diselesaikan.

Berdasarkan pandangan psikologi sosial, seseorang yang terlalu mengandalkan pengakuan dari pihak luar cenderung mudah merasa cemas dan kehilangan rasa diri.

Saat usia semakin berkembang, penting untuk menciptakan batasan yang seimbang dan menjalani hidup berdasarkan prinsip pribadi, bukan hanya mengikuti harapan orang lain.

8. Mengabaikan Kesehatan Jiwa dan Tubuh

Kadang-kadang stres muncul akibat tidak memenuhi kebutuhan akan perawatan diri.

Kurangnya tidur, pola makan yang tidak seimbang, serta kurangnya olahraga bisa memicu kelelahan baik secara fisik maupun psikologis.

Psikologi kesehatan menekankan perlunya menjalani kebiasaan yang baik—misalnya meditasi, tidur cukup, berjalan-jalan, serta berbicara dengan seseorang yang dapat dipercaya—untuk mencapai ketenangan yang terus-menerus.

Terjebak dalam Masa Lalu

Mengulang luka yang telah dirasakan sebelumnya merupakan kebiasaan yang mampu mengurangi ketenangan saat ini.

Tertahan oleh perasaan menyesal atau kesalahan di masa lalu menyulitkan seseorang untuk melihat peluang yang baru.

Ahli psikologi merekomendasikan penerapan terapi penerimaan dan komitmen (ACT) guna membantu seseorang menerima masa lalu serta menjalani kehidupan secara penuh di saat ini.

Menolak Perubahan

Saat usia semakin bertambah, perubahan dalam kehidupan akan semakin sering muncul—baik dalam hal pekerjaan, hubungan, maupun kondisi tubuh.

Mengabaikan perubahan justru berpotensi memperburuk tingkat stres.

Di sisi lain, menerima perubahan sebagai bagian yang wajar dari kehidupan memungkinkan terjadinya penyesuaian, ketangguhan, dan perkembangan diri.

Penutup: Jalannya Menuju Kehidupan yang Lebih Tenang

Kedamaian bukanlah sesuatu yang didapatkan dari luar, melainkan hasil dari keputusan yang diambil di dalam hati.

Berani melepaskan kebiasaan-kebiasaan yang merusak ketenangan batin, Anda membuka ruang bagi kebahagiaan yang lebih tulus dan abadi.

Semakin bertambah usia, berilah kesempatan pada diri sendiri untuk hidup dengan lebih ringan, jujur, dan tenang—bukan karena kehidupan menjadi lebih mudah, tetapi karena Anda semakin cerdas.

Posting Komentar